fakta mengenai jari tangan kanan dan kiri
Kadang
sains menemukan sesuatu yang aneh, lebih aneh dari yang dibayangkan
pseudosains. Sidik jari telah lama dipandang memiliki fakta ilmiah yang
kokoh. Fakta-fakta ilmiah kokoh mengenai sidik jari antara lain:
- Sidik jari tiap manusia beda
- Sidik jari ada pada semua primate dan beberapa mamalia
- Sidik jari berevolusi untuk membantu genggaman primata
- Sidik jari memiliki hubungan dengan penyakit mental tertentu atau kecerdasan yang sangat tinggi
Satu
hal yang mengejutkan adalah munculnya “fakta” baru di masyarakat kalau
sidik jari berhubungan dengan bakat anak. Akibatnya sejumlah lembaga dan
perusahaan mengkampanyekan jasa pemeriksaan sidik jari anak untuk
melihat potensi sang anak di masa depan. Tapi, yang semacam ini sangat
dekat dengan pseudosains seperti ramalan tapak tangan. Mari kita cek
klaimnya satu demi satu:
Berbasis pada Kecerdasan Ganda Howard Gardner
Kami
sudah membahas sebelumnya kalau kecerdasan ganda tidak ilmiah. Ia tidak
punya bukti efektivitas, tidak punya bukti neurologis, tidak punya alat
ukur, ambigu dalam definisi, sebenarnya adalah bakat ganda dan
tautologis. Jasa Sidik Jari memang benar merujuk kalau kecerdasan ganda
sebenarnya bakat ganda, tapi gagal menyadari kalau kelemahan lainnya.
Tiap jari berhubungan dengan tiap lobus di Otak
Menurut klaim jasa sidik jari:
Jari kelingking = Occipital lobe
Jari manis = Temporal lobe
Jari tengah = Parietal lobe
Jari telunjuk = Inferior frontal lobe
Ibu jari = Superior Frontal lobe
Sekarang kita bandingkan dengan fungsi tiap lobus otak ini
Occipital lobe = berasosiasi dengan proses visual
Temporal lobe = berasosiasi dengan persepsi dan pengenalan stimuli auditori, memori dan ucapan
Parietal lobe = berasosiasi dengan gerakan, orientasi, persepsi stimuli
Inferior frontal lobe = berasosasi dengan konsep persepsi dan penalaran
Superior frontal lobe = berasosiasi dengan penalaran, perencanaan, bagian dari ucapan
Sekarang bagaimana hubungannya? Menurut jasa sidik jari:
Jari kelingking kiri = bakat visual
Jari kelingking kanan = bakat pengamatan
Jari manis kiri = bakat akustik
Jari manis kanan = bakat bahasa
Jari tengah kiri = bakat imajinatif
Jari tengah kanan = bakat operasi
Jari telunjuk kiri = bakat artistik
Jari telunjuk kanan = bakat analisa logika
Ibu jari kiri = bakat kreatif
Ibu jari kanan = bakat perencanaan
Perhatikan
bagaimana peran tiap lobus otak dengan menghubungkannya ke jari di
tangan sehingga bisa dikatakan kalau kemampuan otak dapat dideteksi dari
tiap jari. Jadi kunci dari klaim ini adalah adanya asosiasi antara
jari dan lobus otak. Apa buktinya? Lalu apa hubungannya dengan bakat
ganda Gardner? Kita tinggalkan dulu pertanyaan ini. Sekarang perbedaan
individu:
Dikatakan ada lima tipe
sidik jari di tiap jari manusia dan menurut jasa sidik jari bakat, tiap
tipe ini berasosiasi dengan tipe belajar:
Pusaran (whorl) = pembelajar kognitif
Loop ulnar = pembelajar afektif
Loop radial = pembelajar berpikir kritis
Tented arch = pembelajar antusiastik
Arch = pembelajar reflektif
Kemudian juga dihitung sudut AtD telapak tangan dengan kategori:
Sudut AtD < 40 derajat = pembelajar efektif
Sudut AtD antara 40 dan 44 derajat = pembelajar normal
Sudut AtD > 44 derajat = pembelajar afektif
Mari kita coba pakai pengetahuan yang kita ketahui mengenai jari dan otak:
Keberatan Secara neurologi
Jari
adalah anggota gerak tubuh sekaligus alat peraba, ia terhubung dengan
korteks motorik yang terdapat di frontal lobe dan korteks somatosensorik
yang terletak di parietal lobe. Korteks motorik mengendalikan gerakan
jari sementara korteks somatosensorik mengendalikan penginderaan sentuh
jari.
Berdasarkan fakta ini, otomatis
setiap jari dikendalikan oleh frontal lobe dan parietal lobe, tetapi
jasa sidik jari mengatakan hanya jari tengah yang berasosiasi dengan
parietal lobe. Jadi ini berarti hanya jari tengah yang dapat merasakan
panas kalau kita menyentuh sesuatu yang bersuhu tinggi. Anda tidak akan
merasa panas jika menyentuh bara dengan telunjuk, karena asosiasinya
bukan ke parietal lobe. Absurd?
Begitu
juga frontal lobe, dalam klaim jasa sidik jari, ia hanya berasosiasi
dengan ibu jari dan jari telunjuk. Kalau benar berarti hanya ibu jari
dan jari telunjuk yang bisa bergerak. Jari yang lain tidak bisa
bergerak. Absurd?
Anda
mungkin berpendapat kalau hal ini tidak sekaku demikian. Memang ada
porsi frontal lobe di semua jari dan juga porsi parietal lobe di semua
jari. Tapi itu juga berarti porsi dari lobe lainnya ada di semua jari,
lalu kenapa tiap jari punya kelebihan. Jika jari telunjuk dan jari
tengah punya kelebihan porsi frontal, bukankah ini berarti kalau kedua
jari ini lebih lincah dari jari lainnya? Kalau jari tengah punya
kelebihan porsi parietal, bukankah ini berarti jari ini lebih peka pada
deteksi lainnya?
Keberatan secara evolusi
Seleksi
alam bekerja efisien, ketimbang mengendalikan tiap jari dengan satu
lobus otak masing-masing, seleksi alam akan memilih mengendalikannya
cukup dengan satu dua lobus. Memakai semua lobus tidak efisien secara
energi karena berarti energi diberikan pada semua lobus. Apa manfaat
evolusioner dari menyalurkan temporal dan occipital ke jari?
Kekaburan makna
Apa
makna dari afektif, efektif, kognitif, antusiastik, kritis, dsb. Semua
istilah yang dibuat manusia untuk mempermudah pengkajian. Bila anda buka
buku teori pendidikan, para ahli berdebat mengenai definisi pasti dari
tiap istilah ini. Lalu jasa sidik jari datang mengatakan kalau
istilah-istilah tersebut sesuatu yang pasti. Atas dasar apa? Atas dasar
sidik jari? Itu artinya logika sirkuler. Anda ingin menunjukkan sidik
jari menentukan bakat atau menunjukkan kalau bakat menentukan sidik
jari?
Kegilaan marketing
Cek disini : http://www.mind-tech.in/dermatoglyphic_multiple.html
12 ribu lebih siswa bunuh diri di India tiap tahun karena stress ujian sekolah
Penyebab utamanya karena tekanan teman dan orang tua
DMIT (Jasa sidik jari) dapat menawarkan masukan penting bagi konseling dan panduan siswa
Oke,
ini masalah etis, tapi kenapa harus menjanjikan sebegitu besarnya
efektivitas bila tidak punya kekokohan ilmiah sama sekali?
Contoh lain : DMIT GeneCode video dari Malaysia pada 3:37
“Jenius itu 99% usaha dan 1% bakat”
Ini
bukan fakta ilmiah. Jenius itu jauh lebih besar disebabkan bakat. Dan
ini bukan semata sesuatu yang pasti bisa dihitung persentasenya semata.
Dunia tidak sesederhana yang dikatakan motivator (fakil anti motivator)
Hubungan sidik jari dan kecerdasan
Ini adalah daftar pranala penelitian yang menunjukkan hubungan sidik jari dan kecerdasan
M. Vashist, R. Yadav, N. & A. kumar : Axial triradius as a preliminary diagnostic tool in patients of mental retardation. The Internet Journal of Biological Anthropology. 2010 Volume 4 Number 1 http://www.ispub.com/journal/the_internet_journal_of_biological_anthropology/volume_4_number_1_61/article/axial-triradius-as-a-preliminary-diagnostic-tool-in-patients-of-mental-retardation.html
Kesimpulan
penelitiannya kalau orang dengan keterbelakangan mental dapat dilihat
dari sudut aksial radiusnya. Ini juga menggunakan indikator IQ.
Penelitian
ini menyimpulkan adanya hubungan pola tertentu sidik jari telunjuk
dengan kecerdasan saat dewasa. Dengan kata lain, konsep IQ tetap cukup,
tidak perlu bakat ganda, dan itupun hanya jari telunjuk, bukan jari
lainnya. Tidak semua pola memiliki hubungan dan peneliti juga ragu
dengan hasil penelitiannya sendiri.
Cesarik, M., et al, Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Person With Superior Intelligence, Coll. Antropol, 1996, 20(2):413-418 – http://www.collantropol.hr/_doc/Coll.%20Antropol.%2020%20(1996)%202:%20413-418.pdf
Cesarik, M., et al, Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Person With Superior Intelligence, Coll. Antropol, 1996, 20(2):413-418 – http://www.collantropol.hr/_doc/Coll.%20Antropol.%2020%20(1996)%202:%20413-418.pdf
Penelitian
ini menunjukkan kalau orang yang sangat cerdas dapat dikenali dari
sidik jarinya. Kembali ia hanya memakai IQ saja sebagai indikator.
Penelitian dari China:2002 – http://en.cnki.com.cn/Article_en/CJFDTOTAL-JPXZ200201023.htm
1996 – http://en.cnki.com.cn/Article_en/CJFDTOTAL-CDYX602.006.htm
1995 – http://en.cnki.com.cn/Article_en/CJFDTOTAL-RLXB501.005.htm
1989 – http://en.cnki.com.cn/Article_en/CJFDTOTAL-HNYK198901009.htm
Perhatikan
kalau semua sumber hanya mampu menunjukkan asosiasi dengan IQ. Bila
anda menghubungkannya dengan sidik jari anak yang katanya memiliki bakat
kecerdasan ganda, apa landasannya?
Kritikus Independen
Cek blog ini : http://www.sillybeliefs.com/blog016.html#blog016-7
Mereka melakukan tinjauan kritis sejenis. Kesimpulannya :
Tidak ada bukti ilmiah kalau ia bekerja
Berbohong dalam promosinya
Membuat klaim menyesatkan
Memberi bukti kesaksian, bukan bukti ilmiah
Bicara dalam istilah pseudosains
Tidak diterima di barat yang masyarakat umumnya rasional
Fakta tentang sudut AtD
Kembali kita ambil klaim dari jasa sidik jari :
Sudut AtD < 40 derajat = pembelajar efektif
Sudut AtD antara 40 dan 44 derajat = pembelajar normal
Sudut AtD > 44 derajat = pembelajar afektif
Dan ini yang diungkapkan sains:
Sudut AtD < 30 derajat = sering ditemukan pada penderita keterbelakangan mental (IQ<70)
Sudut AtD antara 30 dan 40 = sering ditemukan pada orang cerdas (IQ > 120)
Sudut AtD antara 40 dan 55 = normal
Sudut AtD > 55 derajat = sering ditemukan pada penderita keterbelakangan mental (IQ <70)
Sudut AtD > 60 derajat = penderita sindrom Down (trisomi 21 dan gangguan trisomi lainnya)
Sumber :
- [2010] Axial triradius as a preliminary diagnostic tool in patients of mental retardation
- [1996] Quantitative dermatoglyphic analysis in persons with superior intelligence
- [1996] Quantitative dermatoglyphic analysis in persons with superior intelligence
Perhatikan
bagaimana jasa sidik jari berbeda penafsiran dengan hasil penelitian
ilmiah. Jasa sidik jari bakat tidak memasukkan data tentang anak
keterbelakangan mental atau sindrom Down, posisi normal berbeda, dan
sains tidak mengenal istilah afektif efektif.
Dr. Rita Levi-Montalcini dan Dr. Stanley Cohen
Situs ini mengatakan penemunya adalah Levi-Montalcini dan Cohen.
Cek disini : Potential Intelligence Fingerprint
Berikut klaimnya :
Later
on, Dr. Rita Levi-Montalcini and Dr. Stanley Cohen found a correlation
between NGF (Nerve Growth Factor) and EGF (Epidermal Growth Factor). The
correlation can be explained as follows.
1.
The fingerprint on the thumb correlated with prefrontal brain sections.
2. The fingerprint on the index correlated with frontal brain sections.
3. The fingerprint on the middle finger of the brain correlated with
the parietal. 4. The fingerprint on the ring finger of the brain
associated with temporal. 5. The fingerprint on the little finger
associated with the occipital brain.
Ini omong kosong besar. Coba anda cek di Wikipedia apa itu :
Nerve Growth Factor : http://en.wikipedia.org/wiki/Nerve_growth_factor
Dan
Epidermal Growth Factor : http://en.wikipedia.org/wiki/Epidermal_growth_factor
NGF
adalah protein kecil yang penting untuk pertumbuhan, perawatan dan
kesintasan sel syaraf targetnya. Ia berfungsi sebagai molekul pensinyal.
Dengan kata lain, ia adalah dokternya sel syaraf manusia.
EGF juga sama. Ia adalah protein kecil yang penting untuk pertumbuhan, perawatan dan kesintasan sel kulit targetnya.
Dengan
kata lain mengatakan NGF berkorelasi dengan EGF sama saja mengatakan
syaraf berkorelasi dengan kulit. Bahkan sebelum NGF dan EGF ditemukanpun
orang sudah tahu. Apa hubungannya dengan klaim kalau jari berhubungan
dengan masing-masing lobus otak coba?
Tidak
pernah pula ada hubungannya NGF dan EGF dengan sidik jari dan bakat.
Intinya, NGF dan EGF hanyalah pencaplokan istilah sains semata agar
telihat, ya ilmiah.
Profesor Roger Lin
Cek klaimnya disini : Profesor Roger Lin
Apa yang aneh adalah :
“Skala itu disusun berdasarkan NLP Training Act Amerika Serikat,..”
Kami
telah tunjukkan kalau Neurolinguistic Programming (NLP) tidak ilmiah,
tidak ada bukti dan tidak memiliki efektivitas. Jika skala potensi sidik
jari dan bakat anak disusun berdasarkan NLP, maka dia dua kali lipat
absurditasnya.
Pencarian nama Roger
Lin dalam database sciencedaily dari tahun 2005 yang memuat 101.589
laporan penelitian ilmiah tidak menunjukkan hasil padahal ada 398
laporan. Satu-satunya data objektif yang bisa diyakini dari biografi
Roger Lin di atas adalah penemuan sensor telapak tangannya saja, bukan
efektivitas dari bakat anak dan sidik jari.
Sidik jari berkembang dalam kandungan?
Salah
besar. Coba lihat jari bayi yang baru lahir dan periksa ada tidaknya
sidik jari disitu. Faktanya sidik jari terbentuk mulai pada usia 10
minggu dan selesai pada usia 24 minggu. Faktor yang menyebabkan sidik
jari adalah faktor kebetulan, lingkungan dan warisan (Jeremy Haack,
2008). Fakta ini sudah lama diketahui di dunia kepolisian untuk
pelatihan pengenalan sidik jari di TKP.
Penelitian Basset et al
Penelitian
ini baru selesai tanggal 19 Oktober 2010. Masih sangat baru tapi
relevan dengan kasus hubungan jari dan bakat kita. 18 orang partisipan,
semua dominan tangan kanan, mengikuti pemeriksaan fMRI (Scan Otak) saat
ditugaskan menekan tuts-tuts piano dengan jari kiri (ibu jari tidak
diperbolehkan). Setiap partisipan memiliki sedikitnya 4 tahun pengalaman
dengan alat musik, pandangan normal dan tidak punya sejarah penyakit
syaraf atau gangguan psikologis. Pengukuran dilakukan dalam tiga sesi
latihan dalam periode 5 hari.
Nah
berdasarkan asumsi jasa sidik jari kita, karena para partisipan adalah
orang-orang berbakat musik maka kita akan menduga kalau bagian paling
aktif adalah temporal lobe, karena katanya bakat akustik berada di jari
manis dan jari manis berkaitan dengan temporal lobe. Mari kita lihat
hasil scan:
Bandingkan dengan lokasi lobus otak :
Ada
112 titik di korteks yang aktif saat itu. Temporal lobe terletak di
daerah sekitar telinga kita ke belakang. Tapi begitu anda lihat dalam
functional parcellation, apakah temporal lobe sangat aktif? Tidak. Ia
bahkan tidak hadir dalam kondisi awal. Perlu diketahui kalau potret otak
di atas berdasarkan skala waktu, bukan irisan otak. Jadi pada awal
tugas bermain piano (kiri atas) yang aktif adalah frontal lobe, dan
seterusnya hingga kotak kanan bawah. Lihat, bahkan tugas yang sudah
jelas menunjukkan bakat musik melibatkan interaksi dinamis berbagai
bagian otak. Tidak sesederhana yang dikatakan jasa sidik jari.
Zhai Guijun
Penelitian
berikut sangat menarik : Zhai Guijun. Report on Study of Multivariate
Intelligence Measurement through Dermatoglyphic Identification. Beijing Oriental KeAo Human Intelligence Potential Research Institute, 2006: http://www.zdzw.com/html/yulw.htm
Ia
merupakan satu-satunya penelitian yang mendukung sidik jari cerdas
lewat kecerdasan ganda. Walau begitu perlu diperhatikan kalau:
- Penelitian tidak diterbitkan di jurnal peer review, tapi secara online
- Tidak ada referensi yang dikutip
- Belum ada satupun penelitian yang mendukungnya
Dan
seandainya anda mencoba mengatakan penelitian ini mendukung sidik jari
dan bakat, silakan pelajari hasil penelitian tersebut. Anda akan
melihat:
- Ia tidak mengatakan sama sekali hubungan antara tiap lobus otak dengan jari
- Pengarangnya bukan Roger Lin
- Dia tidak menyebutkan sama sekali NGF dan EGF
- Definisi kecerdasan yang digunakan ditentukan sendiri
Kesimpulan
Hubungan
sidik jari dan bakat masih sangat controversial. Hanya ada satu
penelitian ilmiah yang mendukung dari sekian banyak yang ada. Sebagian
besar kampanye hubungan sidik jari dan bakat hanyalah pseudosains.
Memakai istilah sains seolah apa yang ia klaim didukung fakta ilmiah.
Hal ini selalu terjadi pada masyarakat kita yang awam dan tidak berpikir
kritis. Pendidikan tidak sesederhana kecerdasan ganda, NLP, peta
pikiran, sidik jari, otak kiri otak kanan, ESQ, mitos 10% otak,
kata-kata ahli motivasi, mitos perkembangan otak, reiki, aktivasi otak tengah,
dsb. Pendidikan melibatkan seluruh otak, tiap orang khas, dipengaruhi
sekian banyak faktor yang membuat para ilmuan dan pendidik pusing
ratusan tahun lamanya. Menyederhanakannya semata lari dari masalah untuk
harapan semu. Dari pada anda menggunakan 500 ribu rupiah uang anda
untuk terapi, lebih baik anda gunakan untuk menghabiskan waktu bersama
anak anda, menyanyi, ngobrol, membaca, bermain bersama, membelikannya
sayur dan buah dan menghindarkannya dari pengaruh buruk televisi. Cara
sederhana tapi selalu terbukti untuk perkembangan kecerdasan dan bakat
anak.
Referensi ilmiah
Basset,
D.S., Wymbs, N.F., Porter, M.A., Mucha, P.J., Carlson, J.M., Grafton,
S.T. “Dynamic Reconfiguration of Human Brain Networks during Learning.”
19 Oct 2010.
Cesarik, M., et al,
Quantitative Dermatoglyphic Analysis in Person With Superior
Intelligence, Coll. Antropol, 1996, 20(2):413-418
Fiore
M, Chaldakov GN, Aloe L (2009). “Nerve growth factor as a signaling
molecule for nerve cells and also for the neuroendocrine-immune
systems”. Rev Neurosci 20 (2): 133–45
Liu Shusen;et al Correlation Analysis Between Fingerprint Pattern And Intelligence. ;Journal Of Chengde Medical College;1995-01
LUO Tong Xiu, XU Ming Zong, LI Shi Wang, ZHOU Xiang, OUYANG Chi, ZHOU Xin Lian . Research on dermal ridge in students with high intelligence. HEREDITAS(BEIJING);1999-03
M. Vashist, R. Yadav, N. & A. kumar : Axial triradius as a preliminary diagnostic tool in patients of mental retardation. The Internet Journal of Biological Anthropology. 2010 Volume 4 Number 1
Najafi, M. Association between Finger Patterns of Digit II and Intelligence Quotient Level in Adolescents -Iranian Journal of Pediatrics, Volume 19 (Number 3), September 2009, Pages: 277284
Najafi, M. Association between Finger Patterns of Digit II and Intelligence Quotient Level in Adolescents -Iranian Journal of Pediatrics, Volume 19 (Number 3), September 2009, Pages: 277284
Purves D, Augustine G, Fitzpatrick D, Hall W, LaMantia A, McNamara J, White L (2004). Neuroscience. Sunderland, Mass: Sinauer. pp. 72–173, 600–606.
Quan Yuelong;Liu Zhonghua; Xu Pingfang;Ding Feng. A Dermatoglyphics Study Of Supernormal Children. ?Acta Anthropologica Sinica? 1995-01
Zhai Guijun. Report on Study of Multivariate Intelligence Measurement through Dermatoglyphic Identification. Beijing Oriental KeAo Human Intelligence Potential Research Institute, 2006.
Referensi populer
Jeremy Haack, 2008. Fingerprints.
Martijn van Mensvoort. 2010. Thumbrule DMIT – IQ TEST: Does intelligence correlate with fingerprints & dermatoglyphics?
Thanks for share the information.
BalasHapusBest online palmistry services in kenya :- Hand consistency varies from extremely hard to soft and spongy. People with hands that are soft and spongy are sensual pleasure seekers.who do the least amount of work they can get away with. They function best in comfortable surroundings, where they can daydream and laze their lives away. People with firmer, more resilient hands are practical, energetic, and hard-working.